Sebagai warga negara
yang berBhineka Tunggal Ika, hendaknya menghargai budayanya.salah satunya
adalah mengenal seperangkat Gamelan jawa. Gamelan adalah produk budaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur
budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan
memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga
ikut berkontak sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn
bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh
karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan
perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.
Gamelan Jawa sebenarnya
dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi nada), yaituSlendro dan
Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada
GamelanPelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D
E+ G A) dengan interval yangsama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya
sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+
D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.
Gamelan dapat dimainkan
sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri maupun pengiring tarianatau seni
pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan
tersendiri,musik Gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi
(penyanyi pria disebut wiraswaradan penyanyi wanita disebut waranggana).Dalam
masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal
dari kata“rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian?
Karena memainkan Karawitanmemang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang
dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapatmemahami kedalaman makna dari
musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semuagendhing yang
diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya:
adaGendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan,
permohonan, dansebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain
Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi
selalu berdasarkan konteks yang ada.Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan
seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan jawa biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Berikut
ini alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan :
1. Kendhang:
Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan
dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang
menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama
kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.Bisa juga
dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk bermain kendhang,
dibutuhkan orang yang sangat mendalami budaya Jawa, dan dimainkan dengan
perasaan naluri si pemain, tentu saja dengan aturan-aturan yang ada
2. Demung, Saron, Peking
Alat ini berbentuk bilahan dengan
enam atau tujuh bilah (satu oktaf ) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga
berfungsi sebagai resonator.Instrumen mi ditabuh dengan tabuh dibuat dari
kayu.Menurut ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis saron:- demung (Paling
besar),- saron (Sedang) dan,- peking(Paling kecil).
DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.Demung memainkan balungan
gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan
mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai
lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron barung
memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.Pada teknik tabuhan
imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat.
Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai
lebih dan dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi.
Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap
empat lagu balungan.
3. Gong
Gong menandai permulaan dan akhiran
gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing
yang panjang.
Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu,
sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong)
dinamakan gongan.
4. Bonang
Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus.
Perbedaannya pada besar dan kecilnyasaja, dan juga pada cara memainkan
iramanya. Bonang barung berukuran besar, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah
salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel.Khususnya dalam
teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada
yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya.Pada jenis
gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur
lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai
lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang
panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu
hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang panerus adalah bonang yang kecil,
beroktaf tinggi.
Pada teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan dalam
bermain dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun mengantisipasi
nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan,
karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung,
bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
5. Slenthem
Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan
kadang-kadang ia dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah
sebanyak bilah saron;
Slenthem beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti
demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang
terbatas.
6. Kethuk dan Kenong
Kenong merupakan satu set instrumen
jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan
pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah
instrumen kedua yang paling penting setelah gong.
Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong.
Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong
juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan
nada balungan; ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun
alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan
nada balungan, untuk mendukung rasa pathet.
Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak,
tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut.
Kethuk sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan
kenong selalu bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja.
7. Gender
Instrumen terdiri dari bilah-bilah
metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator.Gender ini
dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai
pendek.
Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam
gender yaitu
gender barung dan gender panerus.
8. Gambang
Instrumen dibuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga
berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah,
wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk
bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu.Kebanyakan gambang
memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme,
seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada
dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.
9. Rebab
Instrumen kawat-gesek dengan dua
kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan
membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen
pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya
tabuhan lirih.
Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing,
menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan.Wilayah nada rebab
mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk
yang jelas jalan alur lagu gendhing.Pada kebanyakan gendhing, rebab juga
memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke
yang lain.
10. Siter
Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string
(kawat) yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di
lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus
(ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar
dari pada siter). Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan
wayang fungsi siter sebagai pangrengga lagu.
11. Suling
Jenis instrumen gamelan lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu
adalah suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi
lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian
yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang
berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang
menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup.
Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang
berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan
yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula
suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan
Slendro. Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat
lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang dihasilkan
adalah laras lu (3), sedangkan pada karawitan Jawatengahan lazim dengan laras
ro (2).
Begitu kayanya budaya di Indonesia, kita hendaknya menjaga kelestarian
keanekaragaman budaya di Indonesia, salah satunya seperangkat gamelan jawa.
Untuk melihat Video Klik link dibawah ini
http://www.youtube.com/watch?v=I4YN4db-03g&feature=player_detailpage
Untuk melihat Video Klik link dibawah ini
http://www.youtube.com/watch?v=I4YN4db-03g&feature=player_detailpage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar