Sugeng Rawuh Wonten Bandhongan.blogspot.com

Selasa, 03 Juni 2014

Budaya Saparan



Budaya saparan adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada saat bulan Sapar. Tradisi tersebut sudah dilaksanakan turun-temurun dan dimulai sejak 1918. Pada tahun tersebut, tepatnya bulan Sapar, wilayah mereka dilanda pagebluk. Untuk menghindarinya, para orang tua kemudian mengadakan Saparan, yang menjadi tradisi hingga sekarang.
Saparan dilaksanakan selama tiga hari dan diisi arak-arak 11 tumpeng besar dari 10 RT dan satu dari kepala dusun, kendurinan (selamatan desa), makan tumpeng bersama, wayangan, kethoprak, kuda lumping, dan warok. Hal utama dari tradisi Saparan ini adalah mohon keselamatan dan ketenteraman sekaligus ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan air Umbul Songo yang telah menghidupi warga Kopeng dan wilayah sekitar.
Selain memberikan sesaji di mata air tersebut, warga juga menampilkan semua jenis kesenian. Satu kesenian yang tidak boleh dilanggar adalah pementasan wayang kulit. Ini wajib dilaksanakan di seluruh dusun di Kopeng. Setiap rumah biasanya juga menyediakan berbagai makanan dan jajanan. Tidak ketinggalan makanan khas Kopeng di bulan Sapar adalah geplak jagung. Makanan khas Kopeng ini hanya muncul pada perayaan Saparan. Jadi kalau bukan bulan Sapar, makanan ini sulit dijumpai. Siapapun yang bertamu dan berkunjung kerumah penduduk dipersilahkan untuk menikmati semua makanan yang telah disediakan, meskipun hanya pengunjung ataupun wisatawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar